Kamis, November 10, 2022

Pendidikan Vokasi, Terhubung dengan Industri atau Terhubung dengan Capaian Kompetensi?? #NgajiPendidikan02

Pendidikan Kejuruan selalu dikaitkan dengan penyiapan siswa agar siap bekerja. Itulah alasan mengapa lahir sekolah atau madrasah kejuruan. Ada yang unik yang diinisiasi oleh Kementerian Agama yang menetapkan madrasah akademik plus ketrampilan. Sebutan "akademik" dilabelkan kepada madrasah yang fokus pada "belajar sains". Sedangkan sebutan "ketrampilan" untuk menegaskan ia bukan sekolah "kejuruan". 

Hanya saja penerjemahan madrasah plus ketrampilan direduksi dalam mata pelajaran yang memiliki kedekatan dengan kejuruan. Tidak aneh, tambahan di dalamnya adalah penguatan skill otomotif,  tataboga, perhotelan, perkantoran, pembatikan, dan sejenisnya.

Saya memiliki pandangan yang agak "menyimpang" dengan pandangan umum definisi madrasah plus ketrampilan. Menurut saya, basis keilmuan yang dipelajari siswa di madrasah harus menjadi dasar memperkuat ketrampilan ini. Seharusnya bisa saja dengan penguasaan substansi rumpun IPA, ia bisa gunakan ilmu itu untuk pengembangan pertanian, perikanan maupun perkebunan, yang disesuaikan dengan kehidupan masyarakat sekitarnya. Begitu pula dengan basis IPS dapat

menumbuhkan ketrampilan analisis sosial. budaya serta ekonomi di masyarakat sekitarnya, dan lain sebagainya.

Seorang siswa yang lahir dari keluarga petani harus mampu menganalisis bottle next persoalan kehidupan petani, sehingga seselesainya menempuh pendidikannya dapat "balik kampung" dan ilmu yang dipelajarinya bermanfaat untuk menyelesaikan pelbagai problematika kehidupan petani. 

Begitu pula dengan siswa yang tumbuh di lingkungan pedagang maupun nelayan. 

Garuda, Bangka Belitung - Jakarta, 11 Nov 2022.

Pendidikan itu Harus Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis, Bukan Kritik Loh!! #NgajiPendidikan01

Kemampuan berpikir kritis (critical thinking) adalah kemampuan fundamental yang harus dimiliki oleh "produk" pendidikan. Bagi saya, jika tidak terwujud kemampuan tersebut, maka lembaga tersebut bisa dinyatakan "gagal".

Berpikir kritis adalah kemampuan membaca segala sesuatu secara komprehensif. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir dengan rasional, tertata dan memahami hubungan antara ide dan/atau fakta. Berpikir kritis bisa membantu kita dalam menentukan apa yang kita percayai.

Berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir dengan jernih dan rasional mengenai apa yang yang harus dilakukan atau apa yang harus dipercayai serta mampu membuat penilaian yang rasional, logis, sistematis, dan dipikirkan secara matang.

Saya kutipkan beberapa pendapat pakar. Robert Ennis seorang filsuf Amerika memberikan catatan bahwa berpikir kritis merupakan penalaran mengenai keyakinan dan tindakan yang masuk akal dan berfokus pada memutuskan apa yang dipercayai atau yang dilakukan.

Michael Scriven profesor ahli ilmu perilaku dan organisasional yang berasal dari Claremont Graduate University, menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan proses disiplin intelektual untuk secara aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi.

Jadi, kemampuan berpikir kritis akan jadi modal dalam menghadapi kehidupan nyatanya.

Seseorang yang berpikir kritis otomatis akan memiliki kemampuan berpikir kreatif, suka melibatkan orang atau unsur lain dalam memberikan solusi. Dan orang yang berpikir kreatif tidak akan gelisah menghadapi perubahan zaman yang begitu pesat. Karena ia dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman. 

Setiap pendidik harus mewajibkan dirinya untuk menjadikan setiap peserta didiknya memiliki tradisi berpikir kritis. Orang yang memiliki pemikiran kritis tidak akan pernah tertipu meskipun menggunakan jargon agama. Justru malah akan memiliki semangat kemandirian yang kokoh. Ingat kritis itu bukan kritik. Orang yang berpikir kritis akan mudah untuk menyampaikan kritik, bukan sebaliknya. Wallahu a'lamu bis shawab.


Kereta Jogja-Jakarta, 22 Okt 2022