Kamis, Juni 14, 2007

Berjuang Melalui Jalur Politik, Banyak Gagalnya

Barangkali itulah kesimpulan dari hasil bedah buku tulisan Oliver Roy, Gagalnya Islam Politik, (Bandung: Mizan, 2003), yang panelnya adalah Sugianto dan Khairul Anam, di ruang Kuliah S STAIN Samarinda, 6 Juni 2007. Bedah buku ini cukup asyik dan menarik. Sengaja, pengampu mata kuliah Fiqh Siyasah, Anis Masykhur, MA mengalokasikan salah satu jam kuliahnya untuk bedah buku ini, agar mahasiswa tidak hanya mampu membaca karya orang lain, tapi juga mampu mengkritisi karya orang lain. Diskusi berlangsung menarik, karena sudah diawali dari perbedaan sudut pandang para panelisnya. Bagi Anam, yang sangat mengidolakan Abu A'la Al-Maududi dan Yusuf Qordhowi dalam menyampaikan pandangan politiknya, bahwa Kegagalan Islam Politik ini perlu didefinisikan. Tampaknya oliver Roy lebih mengukur kesuksesan politik adalah sejauh mana ia mendapatkan kekuasaan.
"Padahal Ihwanul Muslimun itu sukses dalam mengembangkan sayapnya, meskipun gagal dalam mendapatkan kekuasaan. Kita bisa melihat, gerakan ini sudah menyebar ke seuluruh belantara dunia, ada yang menggunakan nama IM ada pula dengan Hizbut Tahrir." tutur Anam.
Lain Anam, lain Sugianto. Baginya berpolitik adalah kekuasaan. Namun selain itu, amatan Oliver Roy tidak berhenti sampai di situ saja. Sebab, kesuksesan yang lain yang patut dicermati adalah kesuksesan politik Iran di bawah pimpinan ayatullah Khomeini. "Oliver Roy mengidolakan Ayatullah Khomeini," tuturnya dengan khas jawanya. Kesuksesan yang dimaksud adalah adanya gerakan perubahan, terutama perubahan sosial.
Selanjutnya, di akhir pertemuannya, Anis Masykhur menguatkan bahwa, Oliver Roy memang orientalis berkebangsaan Perancis. Namun, kita sebagai ilmuwan harus bisa menempatkan. Karena siapa tahu ada "emas" yang dikeluarkan dari pantat ayam. Kita bisa menyeleksi hal itu. Lalu berhubungan dengan pendapat Oliver Roy dalam buku tersebut adalah, bahwa yang dimaksud dengan kegagalan itu memang kegagalan mendapatkan kekuasaan. Kalaupun mendapatkannya, Islam Politik tidak mampu memberikan perubahan bagi rakyatnya. Perhatikan Pakistan dengan kemiskinannya.
"Seharusnya, karena misi Islam adalah mensejahterakan rakyatnya, mencerdaskannya dan lain sebagainya, ketika Islam Politik berhasil mendapatkan kekuasaannya, kebaikan-kebaikan itu harus bisa didapatnya." tutur Anis dengan gaya khasnya.
Membaca buku ini menarik, makin meningkatkan daya kritis kita. Silahkan, jika anda tertarik. Wallahu 'alamu bis shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar